Buku-buku teks sekolah di Eropa memutarbalikan fakta tentang Islam dan Muslim dengan menggunakan stereotip ketidakpercayaan terhadap keyakinan umat Islam. Demikian laporan Institute Georg Eckert dalam survei terhadap buku-buku teks sekolah di Inggris, Perancis, Austria, Spanyol dan Jerman.
"Islam dipaparkan sebuah sistem usang yang tidak berubah semenjak zaman kejayaannya," papar Susan Krohnet-Othman, Direktur Proyek Institute George Eckert, seperti dikutip dari thelocal.de, Jum'at (16/9).
Dari 27 volume buku sekolah yang digunakan, seluruhnya berisikan pandangan yang tergolong rasis. Islam disajikan sebagai entitas yang homogen tanpa mencerminkan keragamannya. "Seluruh isi buku di lima negara sama," papar Susan.
Selain itu, buku teks yang digunakan dalam level sekolah menengah sering menampilkan kalimat yang berisi 'Islam Kuno' melawan 'Eropa modern'. Digambarkan kedua budaya itu saling bertentangan.
Bahkan untuk buku teks terbaru, terlalu menyederhanakan peran dialog antar dunia barat dan Islam. "Tidak ada satu bukupun yang menentang Islamophobia," ujarnya.
Menteri Negara Jerman untuk Urusan Uni Eropa, Cornelia Pieper mengatakan akan mengambil tindakan setelah membaca temuan ini. Sementara peneliti meminta sekolah untuk menyajikan informasi yang dianjurkan intelektual dan ulama Muslim tentang Islam.
"Muslim semestinya tidak lagi diklasifikasikan sebagai kelompok terpisah yang terdiri dari imigran non Eropa sehingga mempercepat proses integrasi," simpul peneliti.
"Islam dipaparkan sebuah sistem usang yang tidak berubah semenjak zaman kejayaannya," papar Susan Krohnet-Othman, Direktur Proyek Institute George Eckert, seperti dikutip dari thelocal.de, Jum'at (16/9).
Dari 27 volume buku sekolah yang digunakan, seluruhnya berisikan pandangan yang tergolong rasis. Islam disajikan sebagai entitas yang homogen tanpa mencerminkan keragamannya. "Seluruh isi buku di lima negara sama," papar Susan.
Selain itu, buku teks yang digunakan dalam level sekolah menengah sering menampilkan kalimat yang berisi 'Islam Kuno' melawan 'Eropa modern'. Digambarkan kedua budaya itu saling bertentangan.
Bahkan untuk buku teks terbaru, terlalu menyederhanakan peran dialog antar dunia barat dan Islam. "Tidak ada satu bukupun yang menentang Islamophobia," ujarnya.
Menteri Negara Jerman untuk Urusan Uni Eropa, Cornelia Pieper mengatakan akan mengambil tindakan setelah membaca temuan ini. Sementara peneliti meminta sekolah untuk menyajikan informasi yang dianjurkan intelektual dan ulama Muslim tentang Islam.
"Muslim semestinya tidak lagi diklasifikasikan sebagai kelompok terpisah yang terdiri dari imigran non Eropa sehingga mempercepat proses integrasi," simpul peneliti.
0 komentar:
Posting Komentar