Home » » PECAT :: Ruhut Sitompul Menghina Budaya Batak

PECAT :: Ruhut Sitompul Menghina Budaya Batak


Selalu membuat sensasi heboh di panggung politik, siapakah dia..? Tak lain Anggota DPR dari Partai Demokrat, Ruhut Poltak Sitompul terbukti mengaku bujangan saat mendaftarkan diri menjadi anggota DPR. Padahal Ruhut sendiri telah menikah dengan istrinya bernama Anna Rudhiantiana Legawati dan dianugerahi seorang anak laki-laki bernama Christian.

Menanggapi hal itu pengacara Anna, Hotman Paris Hutapea geram. Hotman menilai kalau Ruhut Sitompul telah melecehkan budaya tanah Batak.

"Dia yang tahu bagaimana pesta adat yang diberikan kepada Anna itu ternyata diinjak begitu saja. Itu namanya penghinaaan terhadap orang batak. Pak Ansori mengakui itu," ujar Hotman Paris Hutapea, di Gedung DPR, Kamis (29/9/2011).


Setelah Anna diperiksa, Badan Kehormatan menganggap Ruhut Sitompul melakukan pelanggaran berat. Dengan adanya pemeriksaan ini, pihak Anna berharap agar ditindak keras bahkan dicopot jabatan anggota DPR.

"Tadi secara sepintas oleh Badan Kehormatan dianggap pelanggaran serius. Kita berharap ada tindakan tegas karena saudara Ruhut dibayar dengan keringat kita," jelas Hotman Paris Hutapea.

Sebelumnya Anna menceritakan, pernikahan kedua Ruhut terjadi di Manado pada tahun 2008 dengan identitas yang dipalsukan dan ditulis di biodata. Di sana disampaikan nama istri adalah Diana Leovita, sementara anaknya bernama Christian tidak diakui, dan tidak masuk ke biodatanya.

Sudah selayaknya Pak Ruhut Sitompul dipecat dari keanggotan DPR. Dia harus dpecat karena secara sadar dan terencana telah melanggar salah satu standar etika moral yang tertinggi didunia yaitu KEJUJURAN. Disamping itu etika tentang TANGGUNG-JAWAB sebagai suami atas isteri dan anak. Dengan tidak adanya KEJUJURAN dan TANGGUNG-JAWAB maka Ruhut Sitompul benar-benar tidak jujur dan tidak dapat dijadikan teladan. Dia harus dipecat. Dalam kasus ini Pak Presiden tidak bisa pandang bulu, Pak Ruhut harus dipecat karena tindakannya ini telah melanggar STANDAR ETIKA MORAL DUNIA.


0 komentar:

Posting Komentar