Kali ini saya akan menulis artikel tentang keadaan yang terjadi di negeri ini khususnya menyangkut kasus korupsi, soalnya kasus ini sudah menjadi trend bagaikan sinetron yang tidak punya ujung episode.
Berita aktual kini adalah tentang kasus suap yang melibatkan Nazaruddin. Indonesia memang selalu aktual dengan berita-berita seputar korupsi dan suap menyuap. Mungkin karena saking kuatnya akar korupsi dan suap menyuap sehingga telah menjadi darah daging. Maka sulit untuk “dibinasakan”. Sebagai warga negara Indonesia heran juga kok masalah korupsi nggak selesai selesai ya.
Dulu ( era soeharto lengser ) para pejabat orde baru dijadikan “kambung hitam” terjadinya masalah korupsi yang terjadi di Indonesia. Seakan dosa terbesar korupsi di Indonesia adalah Soeharto dan konco-konconya. Lalu sekarang, terjadinya korupsi dan suap menyuap, siap ya yang akan dijadikan kambing hitam? Apa Soeharto lagi? Kasihan ya Bapak Soeharto. Kita doakan semoga jasa-jasanya masih diterima oleh Allah. Amien.
Sekarang, di saat ummat Islam melaksanakan puasa ramadhan, merebak berita seputar kasus Nazaruddin. Nazaruddin ditangkap. Menurut berita yang saya dengar di televisi, Nazaruddin ditangkap di luar negeri. Di negara mana saya lupa. He he he. Tapi ditangkapnya tanpa perlawanan sedikitpun. Seakan Nazaruddin sudah pasrah dan ingin menyerah.
Yang timbul dalam perasaan saya adalah kasihan ya Nazaruddin. Apa hanya dia satu-satunya “kambing Hitam” yang wajib ditangkap? Jangan – jangan kambing Hitam- kambing Hitam yang lain masih banyak tuh.
Mestinya kan mereka juga ditangkap biar ikut merasakan pedihnya “neraka” sell tahanan. Bahkan saya dengar di televisi, bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk membungkam Nazaruddin setelah dia ditangkap. Bagi kita bangsa Indonesia menyarankan kepada Nazaruddin agar tidak bungkam aleas jangan diam “sejuta bahasa”. Jangan sembunyikan apapun jika memang masih bejubel pihak-pihak yang terlibat dengan kasus yang sama. Jangan mau dong menderita sendiri di balik jeruji besi.
Kasus Nazaruddin membuat saya kasihan jika ternyata dia benar-benar dibungkam. Kebatilan dan pelanggaran akan terus meraja lela jika pelaku-pelakunya masih enak berkeliaran. Sementara dia sendiri meringkuk di dalam sel tahanan. Jangan mau jadi korban dong. Saya yakin bangsa Indonesia menunggu-nunggu siapa saja yang akan “dimumumkan” sebagai pelaku kejahatan serupa setelah Nazaruddin. Tapi apakah bisa? Kalau kasus ini melibatkan banyak pejabat tinggi negara, maka mengungkapkan kasus ini sangat berat.
Menyebutkan siapa teman-teman Nazaruddin tentu sangat berat. Tapi hukum kan tetap hukum. Ya harus dan wajib ditegakkan apapun yang terjadi. Nazaruddin, jangan takut berbicara apa adanya ya. Biar tegak hukum di Indonesia, negeri yang kita cintai ini.
Berita aktual kini adalah tentang kasus suap yang melibatkan Nazaruddin. Indonesia memang selalu aktual dengan berita-berita seputar korupsi dan suap menyuap. Mungkin karena saking kuatnya akar korupsi dan suap menyuap sehingga telah menjadi darah daging. Maka sulit untuk “dibinasakan”. Sebagai warga negara Indonesia heran juga kok masalah korupsi nggak selesai selesai ya.
Dulu ( era soeharto lengser ) para pejabat orde baru dijadikan “kambung hitam” terjadinya masalah korupsi yang terjadi di Indonesia. Seakan dosa terbesar korupsi di Indonesia adalah Soeharto dan konco-konconya. Lalu sekarang, terjadinya korupsi dan suap menyuap, siap ya yang akan dijadikan kambing hitam? Apa Soeharto lagi? Kasihan ya Bapak Soeharto. Kita doakan semoga jasa-jasanya masih diterima oleh Allah. Amien.
Sekarang, di saat ummat Islam melaksanakan puasa ramadhan, merebak berita seputar kasus Nazaruddin. Nazaruddin ditangkap. Menurut berita yang saya dengar di televisi, Nazaruddin ditangkap di luar negeri. Di negara mana saya lupa. He he he. Tapi ditangkapnya tanpa perlawanan sedikitpun. Seakan Nazaruddin sudah pasrah dan ingin menyerah.
Yang timbul dalam perasaan saya adalah kasihan ya Nazaruddin. Apa hanya dia satu-satunya “kambing Hitam” yang wajib ditangkap? Jangan – jangan kambing Hitam- kambing Hitam yang lain masih banyak tuh.
Mestinya kan mereka juga ditangkap biar ikut merasakan pedihnya “neraka” sell tahanan. Bahkan saya dengar di televisi, bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk membungkam Nazaruddin setelah dia ditangkap. Bagi kita bangsa Indonesia menyarankan kepada Nazaruddin agar tidak bungkam aleas jangan diam “sejuta bahasa”. Jangan sembunyikan apapun jika memang masih bejubel pihak-pihak yang terlibat dengan kasus yang sama. Jangan mau dong menderita sendiri di balik jeruji besi.
Kasus Nazaruddin membuat saya kasihan jika ternyata dia benar-benar dibungkam. Kebatilan dan pelanggaran akan terus meraja lela jika pelaku-pelakunya masih enak berkeliaran. Sementara dia sendiri meringkuk di dalam sel tahanan. Jangan mau jadi korban dong. Saya yakin bangsa Indonesia menunggu-nunggu siapa saja yang akan “dimumumkan” sebagai pelaku kejahatan serupa setelah Nazaruddin. Tapi apakah bisa? Kalau kasus ini melibatkan banyak pejabat tinggi negara, maka mengungkapkan kasus ini sangat berat.
Menyebutkan siapa teman-teman Nazaruddin tentu sangat berat. Tapi hukum kan tetap hukum. Ya harus dan wajib ditegakkan apapun yang terjadi. Nazaruddin, jangan takut berbicara apa adanya ya. Biar tegak hukum di Indonesia, negeri yang kita cintai ini.