Sekolah gratis khusus Muslim akan dibuka di Blackburn, Lacanshire, Inggris, tahun depan. Permohonan izin Tauheedul Islam, pihak yang mengajukan permohonan pembukaan sekolah itu telah diamini pemerintah Inggris.
Namun, tak seluruh komunitas mendukungnya. Simon Jones, anggota eksekutif nasional untuk persatuan guru Inggris terkejut dengan lampu hijau perizinan sekolah gratis khusus Muslim. "Saya tidak pernah membayangkan. Kita benar-benar berjalan menuju sistem pendidikan yang terpisah. Hal ini berpotensi mengembangkan masalah sosial di masa depan," ujarnya.
Konselor David Foster, yang juga seorang pengkhotbah gereja Metodis lokal, mengatakan tidak seharusnya ada sekolah agama di Inggris. Sebab, alangkah lebih baik jika anak-anak tidak diajarkan secara terpisah. "Saya berharap Tauheedul memastikan penyediaan kurikulum penuh tanpa membedakan laki-laki dan perempuan," harapnya.
Kepala Sekolah Perempuan Tauheedul Islam, Mufti Hamid Patel berjanji sekolah yang dikelolanya akan melahirkan siswa-siswa berprestasi. Untuk itu, ia telah mempersiapkan kurikulum yang mana sekolah memainkan peran aktif dalam berbagai bidang, dan membimbing siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Siswa diwajibkan untuk menjalani 500 jam pelajaran, menjadi ahli dalam olahraga dan komunitas, perbanyak aktivitas dengan alam seperti kano, dan naik gunung," seperti dikutip dailymail.co.uk, Jumat (16/9).
Patel mengungkap sekolah juga berencana untuk memberikan kesempatan pada anak-anak yang tidak sekolah untuk menjalani program GCSE dan Level A+, semacam sekolah kejar Paket A, B dan C di Indonesia, khusus bidang olahraga. Banyak peminat semenjak pendirian sekolah ini diumumkan. Sedikitnya 700 pendaftar telah menyerahkan aplikasi permohonan.
Namun, tak seluruh komunitas mendukungnya. Simon Jones, anggota eksekutif nasional untuk persatuan guru Inggris terkejut dengan lampu hijau perizinan sekolah gratis khusus Muslim. "Saya tidak pernah membayangkan. Kita benar-benar berjalan menuju sistem pendidikan yang terpisah. Hal ini berpotensi mengembangkan masalah sosial di masa depan," ujarnya.
Konselor David Foster, yang juga seorang pengkhotbah gereja Metodis lokal, mengatakan tidak seharusnya ada sekolah agama di Inggris. Sebab, alangkah lebih baik jika anak-anak tidak diajarkan secara terpisah. "Saya berharap Tauheedul memastikan penyediaan kurikulum penuh tanpa membedakan laki-laki dan perempuan," harapnya.
Kepala Sekolah Perempuan Tauheedul Islam, Mufti Hamid Patel berjanji sekolah yang dikelolanya akan melahirkan siswa-siswa berprestasi. Untuk itu, ia telah mempersiapkan kurikulum yang mana sekolah memainkan peran aktif dalam berbagai bidang, dan membimbing siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Siswa diwajibkan untuk menjalani 500 jam pelajaran, menjadi ahli dalam olahraga dan komunitas, perbanyak aktivitas dengan alam seperti kano, dan naik gunung," seperti dikutip dailymail.co.uk, Jumat (16/9).
Patel mengungkap sekolah juga berencana untuk memberikan kesempatan pada anak-anak yang tidak sekolah untuk menjalani program GCSE dan Level A+, semacam sekolah kejar Paket A, B dan C di Indonesia, khusus bidang olahraga. Banyak peminat semenjak pendirian sekolah ini diumumkan. Sedikitnya 700 pendaftar telah menyerahkan aplikasi permohonan.
0 komentar:
Posting Komentar